Mengenal Ego pada Wanita
Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani ق
Schweiben Alp, 15 –18 Juli 1985
Diambil dari Buku Secrets behind Secrets
Bismillahir Rohmanir Rohim
Ego
mengetahui ribuan trik untuk menipu kalian. Seperti seorang wanita
yang merengek pada suaminya untuk lebih memperhatikan dia atau
memberikan lebih banyak cincin dan semacamnya. Seperti itulah ego
memasang berbagai perangkap untuk kalian.
Ego membuat
lebih banyak jebakan pada wanita daripada pria. Wanita lebih mudah
tertipu namun mereka juga mudah terpuaskan dan mencapai kedamaian dengan
cepat. Namun untuk pria, karena dia lebih kuat, jebakan egonya juga
lebih kuat. Kalian dapat memaku kayu dengan mudah, namun pria seperti
sebuah batu. Adalah sulit untuk memuaskan pria, namun bila dia sudah
puas, maka kepuasan itu akan terus berlanjut dan mudah bagi mereka untuk
mengontrol egonya. Bagi wanita, walaupun cepat merasa puas, sulit bagi
mereka untuk terus mengontrol egonya, karena dia akan kembali tertipu
oleh egonya lagi.
Pria adalah alasan bagi wanita untuk
kehilangan kontrol dirinya, pria akan dihukum karena hal itu. Pria
mempunyai kekuatan penuh untuk membuat suatu kontrol dan
melanjutkannya. Namun wanita tidak, mereka mudah dipengaruhi dan mudah
kehilangan kontrol diri. Pria mempunyai tanggung jawab atas mereka
(para wanita).
Ya. Nabi Adam, as Manusia pertama. Dia
melakukan kesalahan karena menuruti ego, karakter ego kebanyakan lewat
para wanita. Menurut pengetahuan tradisional, Allah menciptakan ego atas
10 bagian, satu bagian untuk kaum pria dan 9 bagian bagi kaum wanita.
Kemudian Allah menciptakan akal menjadi 10 bagian juga: 9 bagian bagi
kaum pria dan 1 bagian bagi kaum wanita. Coba kalian datang dan katakan
pada saya; “E-qua-li-ty” (persamaan) bagi wanita dan pria!
Manusia sedang mabuk sekarang ini. Mabuk karena ketidakpedulian mereka.
Ketidakpedulian bagaikan sebuah awan gelap. Kami beri Ta'wil
agar bisa dipahami, seperti yang dikatakan dalam Quran al-Karim. Maka
tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi
manusia. Inilah azab yang pedih. [44:10-11]
Salah satu
tanda-tanda besar kiamat adalah adanya kabut gelap yang menutupi utara
sampai selatan, timur sampai barat. Mereka yang tidak beriman akan
mabuk. Namun tidak ada efeknya bagi kaum beriman. Kaum beriman, mereka
harus mempunyai sebuah majal, atmosfer pribadi agar selalu berada di dalamnya dan tidak tersentuh oleh kabut beracun itu. Ini juga sebuah pemahaman [tafsir].
Dan Allah swt mengetahui, Nabi juga mengetahui dan demikian pula mereka
yang diberi cahaya, akan memahami hal ini. Kitab suci al-Quran
bukanlah kitab biasa. Kalian dapat menemukan apa pun di dalamnya, namun
orang-orang tidak menyentuh pemahaman, mereka tidak mampu menyelami
samudra al-Quran. Seperti nasihat Nabi, persiapkan diri untuk melewati
kabut itu dan jangan menyerang kaum beriman yang sedang berada dalam
"kabut" itu, karena mereka mempunyai cahaya iman yang akan menjaga diri
mereka sendiri.
Kita sedang membicarakan karakter
ego yang paling buruk yaitu sombong. Orang yang sombong berarti sedang
menyerang Tuhannya. Di balik setiap dosa, setiap perkelahian, ada unsur
setan di sana. Manusia-manusia sombong tidak pernah menerima kedamaian
dalam dirinya sendiri dan sekitarnya. “Saya mendekat pada Allah swt
dari sharr, gangguan setan. Saya memohon perlindungan-Nya agar
tidak meninggalkan saya ke dalam tangan kotor ego.” Itulah isi hadits
Nabi saw, sebuah nasihat yang sempurna: Allahumma la takilni ila nafsi tarfata `ayn. Karena berada dalam genggaman berarti jatuh pada dunia gelap ego, situasi yang kotor.
Tanpa ego, kalian tidak mampu bereksistensi, kalian tidak dapat mencapai segala tingkat/maqam.
Yang terpenting adalah meletakkan ego di bawah kendali kita. Ego
adalah roket kita, jika roket tidak berada di bawah kendali, bagaimana
kita bisa lepas landas? Ketika Nabi memerintahkan untuk menarik ego
kita, itu artinya kita harus mengambil kendali atas ego kita.
Alasan mengapa kita duduk bersama adalah sebagai latihan bagi sisi buruk ego kita, nafs al-lawwaama.
Biasanya yang paling disukai nafsu adalah: ingin diperhatikan,
menonjolkan diri, berbeda dari yang lain, dan menjadi seseorang,
seseorang yang “lebih”.
Namun, selama kita duduk bersama,
tak seorang pun yang lebih dari yang lain. Tentu saja, terkadang
keadaan menjadi sulit dan salah satu atau yanf lain harus muncul.
Bahkan di dalam suhbah (asosiasi), dia harus menonjol. Tujuan suhbah adalah menjaga nafsu agar selalu dalam batasnya. Jika salah satu dari mereka yang sedang duduk dalam suhbah memperlihatkan tanda keinginan untuk menonjol, maka dia harus ditarik kembali.
Karena,
menonjolkan diri atau ingin “tampak” terjadi saat nafsu ingin keluar.
Menonjolkan diri berasal dari hilangnya “saat ini”-–hadir--kehadiran
Ilahi. Untuk berada dalam kehadiran Ilahi tidak harus berada di suatu
tempat di bulan sana, namun berada pada saat sekarang ini – di sini.
Hal semacam itu harus dipelajari, dipelihara dan dilatih agar kita
selalu berada di waktu “sekarang,” dalam kehadiran-Nya.
Saat
kalian kehilangan waktu “sekarang,” maka hal pertama yang akan terjadi
adalah kalian merasa harus ‘terlihat’, “Hey, aku disini! Kalian
melihatku? Apakah semua orang memperhatikan aku? Apakah semua orang
mendengar apa yang sedang aku katakan? Bagaimana penampilanku?” Namun
setan juga mempunyai ego, tak satu pun yang mau bersama mereka karena
pemberontakkannya pada Tuhan dan tidak bertaubat. Maka mereka tidak
diampuni. Sekarang kita, sebagai anak-anak Adam as dan Siti Hawa , kita
hanya mempunyai satu ego. Ego itu seperti seekor kuda dan seekor
keledai. Kalian adalah penunggangnya. Dengan kearifan dan akal kalian,
kalian harus mampu menunggangi kuda kalian.
Lalu mengapa
kalian bertindak sebaliknya dalam kehidupan di atas bumi ini? Manusia
adalah penunggang. Pernahkah kalian melihat seorang manusia membawa
seekor kuda di atas pundaknya? Segalanya telah diprogram, namun sebagai
insan manusia, kita diberi kehormatan untuk membuat keputusan di tangan
kita. Kita bukan seperti makhluk ciptaan lain. Kita harus berusaha
untuk yang terbaik bagi diri kita. Kita bukan seperti binatang yang
diikat. Pahamilah kehormatan yang telah Dia berikan pada kita.
Sepanjang
kalian mampu menjauhi ego dan berhasil, maka kalian akan jauh dari
iblis dan setan. Dalam area kedamaian, tak ada lagi iblis dan setan.
Setiap orang mempunyai sebuah area pribadi yang damai. Saat kalian
mendarat di sana, tak seorang pun akan mengganggu kalian karena area itu
telah dilindungi. Tak seorang pun dapat memasukinya dan mengganggu
kalian. Tidak! Kalian mempunyai perlindungan Ilahiah terhadap serangan
setan dan iblis. Segalanya boleh masuk, kecuali setan dan iblis. Jika
ada yang mencoba mengganggu, maka akan ada penjaga untuk kalian.
Semuanya
adalah latihan, dan semua tergantung kalian. Jangan meminta seseorang
untuk mengikat leher kalian dan menariknya seperti seekor sapi.
Jangan!! Kalian harus bebas! Bebas dari ego. Kalian harus bisa
memerintah dan mengontrol ego.
Metode untuk Menundukkan Ego
Ketika
ego kalian mulai datang memberontak dan ketika kalian melihat diri
sendiri mulai “membahayakan”, maka kalian harus berpuasa satu hari dari
matahari terbit sampai matahari tenggelam, jangan makan dan jangan
minum. Hal itu sebagai hukuman bagi ego kalian karena telah merusak
diri sendiri.
Saya telah diberi perintah agar segalanya
jelas; jika kalian kehilangan kontrol akan diri sendiri atau sedang
dalam posisi yang sulit, maka kalian dapat mengontak saya dalam hati
dengan segera. Cukup dengan mengingat saya, kalian akan terhubung
dengan segera, saya akan melihat kalian. Sebuah kekuatan akan datang
dengan cepat sehingga kalian terhindar jatuh pada situasi yang
membahayakan. Saya terkoneksi pada sebuah mata rantai yang terhubung
pada Tuhan melalui para Awliya. Saya ada di bagian terakhir mata rantai
yang akan menghubungkan kalian. Seperti steker yang dapat menghasilkan
aliran listrik.
Musuh yang paling mengerikan adalah ego.
Jika seseorang tidak pernah diajari bagaimana cara berperang; maka apa
yang bisa dia lakukan jika ada seorang musuh? Musuh dengan cepat akan
menaklukkannya. Kalian juga membutuhkan seorang staf ahli bagi ego
kalian, kalau tidak, dia akan menelan kalian dengan cepat. Amat sulit
untuk berperang dan membunuh ego. Sebuah peperangan yang mengerikan dan
membahayakan. Namun banyak ahli yang mampu membunuh ego mereka. Kalian
harus menemukan salah satu dari mereka yang baru saja membunuh egonya,
untuk menunjukkan pada kalian bagaimana caranya.
Kalian
tidak dapat mendekati ego secara langsung. Itu mustahil. Di saat
kalian mengatakan, “Aku umumkan perang terhadap kamu!” Maka kalian
sebenarnya telah kalah. Kalian harus mengatakan pada ego, “Oh, temanku,
teman terkasihku…” Jangan memperlihatkan pedang kalian. Jangan!
”Kalian adalah temanku…” Dengan cara ini, ego akan berakhir karena dia
akan selalu meragukan hati kalian. Kalian harus menunjukkan sisi
pertemanan dan katakan padanya, “Saya menyukaimu melebihi siapapun!”
Karena jika kalian bangkit dan mengumumkan perang, nafsulah yang akan
menelan kalian.
Banyak metode untuk menjaga agar ego kita
tetap berada di jalur yang benar, jalan yang kita inginkan. Namun
kitalah penyebab mengapa ego tidak patuh. Kita patuh pada setiap nafsu
ego tanpa membuat suatu persyaratan dengan mengatakan, “Jika kamu
meminta aku akan berikan, dengan syarat kamu juga harus mematuhiku.”
Kita
tak pernah menggunakan metode itu! Kita hanya memberi tanpa menerima
apa pun. Kita patuh, namun ego tidak mematuhi kita. Kalian harus
membuat syarat: satu untuk satu. Patuhi saya dan saya akan mematuhi
kamu! Kerjakan apa yang aku mau dan aku akan mengerjakan apa yang kamu
mau. Itu adalah sebuah metode yang telah dipergunakan dalam berbagai
tradisi dan akan terus dipergunakan sampai akhir zaman.
Paling
tidak kalian dapat mengatakan pada ego di awal pagi, saat kalian bangun
tidur. Ketika ego menginginkan makan dan minum, katakan, “Tidak!
Sebelumnya, kamu harus menunggu sampai saya menunaikan kewajiban
shalat. Setelah itu baru saya beri kamu sesuatu untuk dimakan. Jika
kamu tidak patuh dan shalat bersamaku, maka aku tidak akan memberimu
makan atau minum sepanjang hari ini !”
Ya, kita harus tahu
metode-metode itu, karena jika ego memasang perangkap pada kita, kita
pun harus memasang perangkap bagi dia. “Mengapa aku harus mematuhimu
dalam segala hal dan kamu tidak mematuhiku? Apa alasanmu? Jika kamu
tidak mematuhiku dan shalat, aku tidak akan mematuhimu sepanjang hari
ini. Tak ada makan dan minum untukmu. Selamat kehausan dan kelaparan!”
Pada
malam hari ego akan datang dan mengatakan, “Aku sudah mengantuk.
Biarkan aku tidur.” Tidak, dia bahkan tidak mengatakan “tolong” – tidak
pernah mengatakan “tolong”. Ego hanya memerintah, “Aku harus tidur.
Aku harus istirahat.” Dan kalian mengatakan, “Saya banyak urusan, banyak
yang harus dikerjakan.” Maka Ego menjawab, “Aku tak mengerti soal
itu. Aku hanya ingin tidur sekarang !” Jika kalian mengatakan, “Aku
harus beribadah untuk Tuhanku sekarang.” Ego akan mengatakan, “Tidak!
Masih ada banyak waktu sebelum shalat. Aku cuma ingin tidur sekarang!”
Pada
saat seperti itulah kalian harus berani memerintah dia, “Tidak! Aku
tidak mengijinkan kamu tidur sebelum kamu shalat!” ”Tetapi mataku sudah
terpejam. Aku bisa apa?” ”Jika kamu tidak mematuhi perintahku, aku akan
memberi garam di matamu! Jika garam ada di matamu, maka kamu sama
sekali tidak akan bisa tidur! Jika kamu lakukan itu, aku akan lakukan
ini!”
Wa min Allah at tawfiq Bi-hurmat al-Fatiha.